Bahagia itu sederhana.. terhambur begitu saja di Gunung, Pantai, dan Senja..

Thursday, February 14, 2013

Here We Are!

5-6 Oktober 2012

tak ada sepi di malam tadi..
kabut tipis, rintik-rintik hujan, api unggun, alunan nada gitar dan biola,
memecah hening sunyi di lereng selatan Merapi..

Di lereng selatan merapi, langit tak begitu cerah malam ini, bintang-bintang bersembunyi dibalik kabut tipis.
kali ini bukan pendakian, hanya acara sederhana sebenarnya, camping ceria beserta pembukaan diksar Mapala Satu Bumi Teknik UGM. 
Ada seorang yang berbicara, mengapa dia ingin masuk dan menjadi bagian dari Mapala Satu Bumi, jawaban yang retoris dan klise sebenarnya, "saya ingin lebih dekat dan mencintai alam", ada pula yang menjawab, "saya ingin naik gunung". Pernyataan tersebut ditanggapi dengan sempurna oleh mbah jarod, 
"Mencintai alam itu bukan suatu pilihan, tapi kewajiban dari setiap manusia".
ya begitulah mbah jarod, dengan segala keunikan pemikirannya.. hehe


mendengar alasan "saya ingin naik gunung", aku seperti terbang ke masa lalu, ketika memutuskan untuk ikut Sispala. Yap, motivasiku dulu hanya 1, ingin naik gunung, dan in fact, there is no mountain in borneo except Bukit Raya. Naik gunung seperti hanya mimpi belaka untuk anak-anak sispala di kalimantan. but, by the time has gone, aku mulai lupa motivasi dan obsesiku terhadap gunung, ada sesuatu yang jauh lebih menarik daripada itu (naik gunung) di organisasi pecinta alam.
what else?  solidaritas, persaudaraan, sosiologi pedesaan, dll, aku belajar banyak hal di organisasi pecinta alam. dan yang paling penting adalah belajar membunuh ego yang (relatif) tumbuh subur di dalam setiap jiwa manusia.. aku juga berani bertaruh, belum ada yang mampu menandingi solidaritas dari anak-anak pecinta alam.



Malam semakin larut, nyayian dan nada gitar semakin ke arah yang tidak jelas, biola mulai di gesek oleh mbah jarod, api unggun yang semakin redup, bersama sedikit rintik-rintik air dari langit.
Malam yang biasa saja sebenarnya, tapi bersama orang-orang yang luar biasa, orang-orang yang berdedikasi tinggi terhadap masyarakat, orang-orang dengan pemikiran-pemikiran yang sulit di tebak, yah, here we are! Manusia-manusia gondrong, celana sobek, (sebagian besar) kucel, yang tak pernah berharap di sambut masyarakat, namun selalu siap sedia untuk masyarakat. :)



Salam Lestari,
Ade Setio Nugroho

No comments:

Post a Comment