Lagi, Pagi ini aku menyapa kota lebih dahulu dari sang surya. Angin kencang di kota mataram mengiringi datangnya matahari pagi. Aku sudah siap melanjutkan perjalanan, carrier sudah terpasang di pundak, kaki sudah siap melangkah. Hari ini aku akan ke pulau sumbawa, menyebrangi lautan nusa tenggara dari pelabuhan kayangan, lombok timur.
Aku berangkat dari kota mataram jam 7 pagi, dibutuhkan waktu 2 jam untuk sampai ke pelabuhan kayangan. Harusnya aku naik boat milik perusahaan, namun boat sedang tidak beroperasi karna rusak, dan aku pun harus merogoh saku lagi Rp. 18000, menumpang kapal ferry.
Kapal ferry ini tidak jauh berbeda dengan kapal ferry di pontianak yang dipakai untuk menyebrangi sungai kapuas dari jalan tanjungpura menuju siantan, yang membedakan adalah medannya dan lama perjalanan. Jika ferry di pontianak hanya berlayar sekitar 10-15 menit, ferry di sumbawa berlayar sekitar 2 jam untuk sampai tempat tujuan. Jika ferry di pontianak menyebrangi sungai, ferry di sumbawa menyebrangi lautan.
Jam 9.10 WITA, aku sampai di pelabuhan kayangan, kapal ferry sudah hampir berangkat, setelah membeli karcis, aku pun berlari-lari menuju kapal.
Ini benar-benar tempat baru, orang-orang baru, tak satupun ada orang yang kukenal di sini. Tak pernah terfikir sama sekali aku akan berkelana sendiri di tempat ini, tempat yang jauh dari rumahku, tempat yang jauh dari kampus ku, tempat yang jauh dari tanah kelahiranku.
Namun inilah yang aku suka, melangkah menulusuri tempat-tempat baru, membuka mata kepada hal-hal baru. Sebab terlalu sayang rasanya, jika hidup yang relatif singkat ini di habiskan untuk hal-hal yang penuh dengan kemonotonan.
"TEEEETTT"
Suara dari kapal ferry, tanda bahwa kapal siap berangkat. Perlahan kapal meninggalkan dermaga, daratan lombok semakin lama semakin mengecil di pelupuk mata. Aku mulai tenggelam dalam sebuah lamunan, Rasa-rasanya aku masih tidak percaya, aku sedang berada di lautan nusa tenggara sekarang. Aku lahir di Kalimantan, saat SMP aku belajar geografi, aku hanya bisa melihat di peta, tanah nusa tenggara, seperti mimpi saja dulu pikirku akan menginjakkan kaki di tempat ini.
Lamunanku terpecah, saat melihat penyu besar mengapung di dekat kapal, besar sekali, aku yakin panjangnya lebih dari 1 meter. Ini kedua kalinya aku melihat penyu yang sebesar ini, yang pertama di pulau temajok (pulau kecil di dekat kalimantan barat) tapi sudah mati terdampar. Yang ini lebih besar dan masih hidup, sayang sekali belum sempat kuambil gambarnya, kapal sudah berlalu.
Aku mulai memperhatikan sekeliling, sungguh menakjubkan pemandangan sepanjang perjalanan menuju pulau sumbawa ini, banyak pulau-pulau kecil yang sepertinya tanpa penghuni, menghiasi lautan di antara pulau lombok dan pulau sumbawa. Ingin sekali rasanya aku melompat di laut biru ini, berenang menuju pulau-pulau kecil itu.
Jam 11.15 WITA, kapal ferry merapat, aku sampai di pelabuhan kanu, sumbawa. Betapa aku terkejut melihat garis pantai pulau sumbawa yang sangat.. Sangat.. Ah.. Susah sekali menggambarkannya, yang pastinya jauh lebih indah dari pantai senggigi. Pantai berwarna biru jernih, bahkan hingga kedalaman beberapa meter, air masih berwarna biru jernih, terlihat jelas ikan-ikan kecil dalam gerombolan berenang.
Memang benar, sumbawa adalah surga, bagi manusia yang cinta panorama dari sebuah pantai. Aku masih membayangkan, jika garis pantai di pelabuhan saja sudah sebagus ini, bagaimana indahnya pantai-pantai lain di pulau ini..
Ah! Lombok.. Sumbawa.. Sepertinya aku mulai jatuh cinta dengan tanah Nusa Tenggara..
Angin kencang dan debu-debu pasir yang berterbangan menyambut kedatanganku.
"Selamat Datang di Tanah Samawa"
Salam kenal, pulau sumbawa..
Kemana lagikah carrier ini akan kubawa?
-bersambung-
aaaahhh sayang gak bisa njepret penyunya.
ReplyDelete