Dini hari jam 3 pagi, dinginnya udara
dieng membuat kami terjaga dari tidur lelap. Suasana desa dieng masih sunyi,
gelap, sepi. Sang surya sepertinya masih terlelap di balik hitamnya langit
malam. 10° C rasanya sudah lebih dari cukup untuk membuat tangan dan kaki
menari-nari sendiri.
Hanya ada 1 alasan sebenarnya mengapa kami
rela berlomba dengan sang surya untuk terjaga terlebih dahulu, “Puncak Bukit
Sikunir!”. Bukit Sikunir terletak di Desa Sembungan yang konon katanya adalah
pemukiman tertinggi di Indonesia, yang tinggi nya lebih dari 2100 mdpl. Kami
rela terjaga jam 3 dini hari demi menikmati eksotisme matahari pagi di puncak
bukit sikunir. Peralatan untuk bermain di alam pun telah kami siapkan, Rain Coat,
Senter, sepatu, dll, sebab alam tak akan pernah memberi belas kasihan walaupun
untuk orang-orang berpengalaman.
Jam 3.45 dini hari kami berangkat
menggunakan sepeda motor dari desa dieng menuju desa sembungan, kaki bukit
sikunir. Jari-jari tangan hampir mati rasa oleh angin malam yang mencium-cium
ujung jari ini, dingin sekali. Perlu waktu sekitar 20 menit untuk sampai di
kaki bukit sikunir dari desa dieng, melewati pemukiman yang mulai jarang dan jalan
sempit berbatu, di beberapa tempat juga melewati pipa-pipa besar milik PT.
Geodipa yang berisi uap-uap panas.
Jam 4.10 kami sampai di kaki bukit
sikunir, hawa dingin pun semakin erat mendekap. Bintang-bintang mulai banyak
sekali bermunculan, sebab tak ada polusi cahaya di sini, yang ada hanya
cahaya-cahaya senter dari wisatawan-wisatawan lokal maupun internasional yang
juga ingin naik ke bukit sikunir.
Jam 4.20, setelah berdoa, kami mulai
mendaki bukit sikunir, dimulai dari jalan berbatu, kemudian masuk ke dalam
rimbunnya hutan, namun beberapa bintang masih sanggup mengintip-ngintip dari
langit. Perjalanan tidak terlalu melelahkan, 25 menit berjalan, kami pun telah
sampai di puncak bukit sikunir, bersiap menunggu sang surya terjaga.
Untuk wisatawan-wisatawan yang ingin
datang ke sini, kalian tidak akan kelaparan saat menunggu pagi, sebab
warga-warga lokal ada yang berjualan kopi dan pop mie di puncak bukit ini,
nikmat bukan, menyeruput secangkir kopi panas di saat dingin tak pernah lelah
mendekap, lalu tinggal menunggu surya terjaga dari tidurnya.
Jam 5.15, di langit sebelah timur rona kemerahan menyibak langit hitam kelam, fajar datang perlahan. Langit pun mulai terang, lalu Gn. Sindoro terlihat jelas berdiri dengan gagahnya, Gn. Perahu, Gn. Merapi, Gn. Merbabu dan juga Gn. Lawu. Saat kota menawarkan berjuta kemewahan, alam memberikan keindahan, dengan kesederhanaan. Begitu menawannya pemandangan dari puncak bukit sikunir.
Jam 6.00, matahari mulai naik semakin tinggi, setelah secangkir kopi habis, dan mata telah puas menikmati eskotisme matahari pagi di puncak bukit sikunir, kami bersiap turun. Perjalanan turun sangat singkat, hanya memerlukan waktu 10-15 menit.
Jam 5.15, di langit sebelah timur rona kemerahan menyibak langit hitam kelam, fajar datang perlahan. Langit pun mulai terang, lalu Gn. Sindoro terlihat jelas berdiri dengan gagahnya, Gn. Perahu, Gn. Merapi, Gn. Merbabu dan juga Gn. Lawu. Saat kota menawarkan berjuta kemewahan, alam memberikan keindahan, dengan kesederhanaan. Begitu menawannya pemandangan dari puncak bukit sikunir.
Jam 6.00, matahari mulai naik semakin tinggi, setelah secangkir kopi habis, dan mata telah puas menikmati eskotisme matahari pagi di puncak bukit sikunir, kami bersiap turun. Perjalanan turun sangat singkat, hanya memerlukan waktu 10-15 menit.
Belum juga sampai di kaki bukit, mata
kami langsung dimanjakan oleh sebuah telaga yang luas membentang, yang
terselimuti oleh gelapnya malam ketika kami datang, telaga cebong namanya. Di
pinggiran telaga cebong ada sebuah lapangan bola yang bisa digunakan sebagai camp ground. Satu kata untuk
mendeskripsikan bukit sikunir, “EKSOTIS”.
Sekian tentang bukit sikunir, satu dari
sekian banyak wisata istimewa di kawasan dieng dan sekitarnya.
*Foto-foto : Ade Setio Nugroho, Kaskus, Travel.detik
beautiful!! :))
ReplyDeletekeren!!!!!
ReplyDeletetak sanggup ku menunggu untuk ke sana!!!
view di sana gak selalu sama dengan yang di foto ya..
ReplyDeletetergantung cuaca juga.. :)
Mau kesini jugaaa!!!
ReplyDeleteGampang mah klo ke sini.. Dekeeettt.. Haha
Deletewah.. Blogku di kunjungi sang juara.. Jadi maluuu.. :p
itu kontak personnya masih available De?
ReplyDeleteWah.. I wonder, kayaknya udah gak cuy.. :v
DeleteNtu nomor orang lokal dieng yang jaga pondokan ane waktu kkn..
Biasanya bawa tamu2 ke sikunir..
Tapi kyknya nomornya ud gk aktif, mau tak edit aja postingan nya..