Petualangan di Nusa Tenggara, 23 januari - 24 meret 2012..
Selamat
tinggal tanah jawa, aku akan berkelana 2 bulan, meninggalkan keramahan
yogya, meninggalkan hiruk-pikuk jakarta, dan meninggalkan rutinitas
lama. I called it, new place, new people, new rutinity, and absolutely,
new life!
Pagi ini, tidak seperti biasa, aku menang dari
sang surya, aku terjaga bahkan sebelum fajar menjelang. Aku memang harus
berjuang pagi ini, melawan rutinitas lama, bangun siang! Pesawatku take
off jam 7 pagi, dan aku harus naik bis jam 4 pagi menuju bandara
Soekarno-Hatta.
Jakarta jam 4 pagi, aku mulai berkhayal,
andaikan jakarta juga seperti ini di siang dan malam, tanpa rentetan
panjang mobil-mobil, tanpa polusi yang membuat bernafas pun sedikit
risih.. Ah.. Sudahlah, itu hanyalah khayalan, benar-benar khayalan.
Jam
7.30 WIB, pesawat dari maskapai yang sering aku caci take off, harusnya
jam 10.00 WITA aku sudah sampai di lombok, nusa tenggara barat. Jam
9.50 WITA pesawat melewati pulau dewata, pulau yang kurasa lebih sering
berjumpa turis asing mungkin daripada orang pribumi. Pulau lombok pun
sudah terlihat, daratan terasa sudah dekat sekali, garis pantai senggigi
yang membentang panjang pun sudah melambai-lambai menyambut..
Pesawat
semakin menurun, lalu tiba-tiba masuk ke gumpalan awan hitam yang
besar, turbulen hebat menyebabkan goncangan yang keras, hampir 5menit
pesawat tergoncang terus, ibu-ibu di dekatku pun mulai berdoa sepertinya
meminta ampunan kepada Tuhannya. Huft, this is the worst flight I ever
had.
Cuaca tidak memungkinkan untuk landing, sebab jarang
pandang kurang dari 5 meter, setelah berputar-putar di atas pulau
lombok, pilot memutuskan untuk putar balik dan mendarat darurat di bali.
Jam 11.30 WITA pesawat berangkat lagi. Jam 12.00 WITA, pesawat landing,
aku melihat tulisan besar "Bandara Internasional Lombok". What a long
journey, dalam 6 jam aku menjejakkan kaki di 3 pulau berbeda. Setahun
sudah aku ingin menjejakkan kaki di sini, akhirnya tercapai.
Dengan
sebuah carrier besar di punggung dan sebuah daypack, aku melangkahkan
kaki keluar dari bandara lombok. Orang yang berjalan sendirian dan
membawa carrier besar adalah sasaran empuk calo-calo di sini, dan benar
saja, calo-calo langsung dengan sigap menyerumutiku, cara paling ampuh
menolak adalah dengan berkata, "aku dijemput bang".
Sebisa mungkin aku menghindari calo-calo itu dengan langsung naik bisa damri, tujuan pertama, pantai senggigi.
Bermodal
25 ribu, aku sampai di pantai senggigi, aku berjalan mengelilingi
pantai senggigi, carrier ku tak terasa berat nya berkat panorama pantai
ini. Garis pantai berwarna biru, pasir-pasir halus, pondok-pondok
sederhana sampai yang paling mewah juga ada.. Turis-turis asing yang
sedang snorkling, ada pula yang bermain kayak-kayak.. Asik sekali
sepertinya bermain kayak-kayak di laut ini..
Sungguh manis pantai senggigi ini..
kuucapkan lagi kalimat kesukaanku,
"bahagia itu sederhana, terhambur begitu saja di gunung, pantai, dan senja.."
Apalagi kah yang harus kutulis untuk menggambarkan tempat yang indah ini? :)
Lalu, kemanakah kaki ini membawaku esok hari?
Hmm.. Sumbawa, ya pulau sumbawa..
-bersambung-
ciee cah senja :p
ReplyDeleteEh, De itu bis damrinya gimana? dari bandara ada rute2 ke tempat2 wisata gitu apa gimana?
Kl ke tempat wisata lain gk ada setauku,
DeleteItu yang aku naikin damri bandara, nah kl dulu, 15 rb sampe mataram (terminal mandalike)
25 rb sampe pantai senggigi.. :D
Kl ke tempat wisata lain gk ada setauku,
ReplyDeleteItu yang aku naikin damri bandara, nah kl dulu, 15 rb sampe mataram (terminal mandalike)
25 rb sampe pantai senggigi.. :D