Rinjani100 2018, saat turun dari summit |
Ikut event lari di gunung atau trail running adalah keinginan saya yang belum pernah tercapai sebelumnya. Pertama kali tau tentang trail running saat melihat event GP100 tahun 2015 (https://gedepangrango100.com/ ) (Trail running Gunung Gede dan Pangrango), namun pertama kali terbesit untuk ikut trail running adalah event BTS ultra tahun 2015 untuk kategori 30 km (https://btsultra.com/) (Trail running Gunung Bromo, Tengger, dan Semeru). Namun semuanya cuma angan belaka.
Pertengahan february lalu, saya diingatkan oleh memory facebook tentang postingan foto saya di gunung rinjani pada tahun 2012.
Rinjani, Juli 2012 |
Lalu saya mention hadi (teman saat mendaki rinjani 2012 lalu) "kapan kesini lagi?", dan di jawab dengan "aku sih bulan mei" lalu menyertakan website https://rinjani100.com/
Saya pun kepo, dan melihat ada peluang untuk ikut, ada 4 kategori yaitu 27 KM, 36 KM, 60 KM, 100 KM, hadi ikut kategori 60 km, saya berkesempatan untuk ikut kategori 27 km atau 36 km karna 2 kategori ini tidak memerlukan kualifikasi pernah ikut trail run atau half marathon ataupun full marathon sebelumnya. Ya, saya hanya punya pengalaman mendaki yang itu pun terakhir kali nya Agustus 2016, tidak punya pengalaman trail running, half marathon, apalagi full marathon, lari 10 km pun belum pernah. Tapi keinginan untuk pergi ke gunung lagi, untuk pergi ke rinjani lagi, ditambah dukungan dari anet yang juga rela waktu cuti saya yang terbatas dipergunakan untuk ke rinjani, membuat saya memberanikan diri untuk daftar.
Sebelumnya, saya bertanya ke hadi, apa tidak berlebihan untuk first time trail running saya ke rinjani. Namun hadi meyakinkan kalau rinjani lebih cocok untuk pendaki daripada pelari (road runner) dan basic pendaki saya akan sangat membantu disana. Saya pun mendaftar kategori 36 km.
Course Map Category 36 KM |
Elevation Gain Category 36 KM |
Saya diizinkan untuk ikut oleh Anet dengan syarat harus latihan, saya pun memulai latihan dengan jogging 5 km, dan meningkat menjadi 10km (cuma 2x sih hehehe). Hadi berpesan jika ingin finish saya harus pergi latihan lari di gunung walau hanya sekali, atau paling tidak latihan naik turun tangga, dan harus membuat kaki saya merasakan lari atau jogging sejauh 36 km. Karna saya hanya libur di hari minggu, opsi untuk latihan ke gunung adalah hal mustahil, dan saya pun hanya jogging dengan durasi rata-rata 1-2x/minggu dan jarak rata-rata 5 km.
Seminggu sebelum event Rinjani 100, saya mulai panik, saya merasa tidak melakukan cukup latihan, hanya jogging 5 km itu pun dengan pace yang tidak memuaskan, pace tercepat saya hanya 6'17. Saya bercerita ke Anet tentang kekhawatiran saya, namun jawaban Anet sangat menenangkan, "gak usah dipikirin finish under COT (Cut off time), enjoy aja, anggap aja ini untuk ngobatin kerinduanmu dengan Rinjani". Ya, Anet memang tau cara menenangkan saya. :)
Training Log sebelum Rinjani 100 yang sangat minim. |
Tibalah hari keberangkatan ke Lombok, saya menggunakan shuttle bus yang disediakan panitia untuk menuju sembalun dari bandara. Setiba di sembalun saya menuju ke rumah bang ridwan (kenalan dari mang Anto Koboi) untuk menumpang menginap, penginapan di sembalun full booked bahkan dari 3 bulan sebelum race. Sore hari nya saya bertemu dengan hadi dan rombongannya, di antara rombongan hadi, tak satupun yang ikut kategori 36 km, semuanya ikut kategori 60 km dan 100 km, bahkan yang perempuan pun ikut nya 60 km, jadi minder saya. hahahahha. Malam hari mengambil race pack di race central, lalu istirahat, setelah berdiskusi dengan hadi tentang strategi target waktu untuk tiap water station supaya bisa finish under COT.
Race dimulai hari jumat jam 23.30, dan cut off time untuk kategori 36 km adalah hari sabtu jam 14.30 (15 jam). Pukul 22.30 saya sudah di race central, pemanasan, lalu menelfon anet sebentar, dan bilang jika saya sampai di puncak lebih awal dari target, saya akan mengabari, tapi jika mepet waktunya, saya akan mengabari selepas finish insyaAllah.
15 Menit sebelum start, masih bisa senyum sumringah. |
Start Line Sembalun, kategori 36 KM |
KM 0 (Sembalun, Start Line) - KM 7.5 (Pos 1, W4)
Target waktu 2 jam. Hadi berpesan untuk menjaga Heart Rate (HR) di bawah 150, supaya nd penyok nanti katanya. Namun baru start saja HR saya langsung naik ke 170, saya turunkan pace supaya HR turun ke 150, tapi saya semakin tertinggal, saya pun menaikkan lagi pace supaya tetap bisa mengikuti orang di depan saya, dan HR pun naik menjadi 160-170. Saya sampai di Water station pertama dalam waktu 1.5 jam. lebih cepat setengah jam dari target. Saya tidak berhenti lama di sini, hanya mengisi aqua 600 ml dengan bubuk pocari sweat dan langsung melanjutkan perjalanan. Kondisi masih fit.
KM 7.5 (Pos 1, W4) - KM 13.5 (Plawangan Sembalun, W2)
Target waktu 4 jam. Dimulai dari pos 1 ini, tanjakan nya semakin menjadi jadi, ya, bukit penyesalan, bukit yang bikin saya maki-maki sambil gendong carrier 6 tahun lalu. Saya sampai di Plawangan sembalun atau water station kedua dalam waktu 3 jam, 1 jam lebih cepat dari target. Disini saya berhenti sejenak, mengisi air, lalu wudhu untuk persiapan solat subuh, karna saat tiba di plawangan sembalun sudah jam 4 pagi, adzan subuh sekitar jam 5.10, dan sudah pasti saya sedang dalam perjalanan menuju puncak dimana tidak ada air selain air minum saya. Kondisi masih fit.
KM 13.5 (Plawangan Sembalun, W2) - KM 18.2 (Puncak Rinjani, W3)
Target waktu 4 jam. Belum 200m start dari plawangan sembalun, paha kanan saya keram, padahal kondisi saya masih fit, mungkin karna berhenti mendadak, lalu terkena dingin saat wudhu, saya berhenti sejenak, takut bertambah parah keramnya, sekitar 1 menit saya duduk, baru melanjutkan lagi, dan alhamdulillah keramnya hilang. Trek pasir dan batu mulai menyiksa, menyiksa fisik dan mental, untung nya saya membawa trekking pole atas saran hadi yang ternyata sangat membantu, saya juga bersyukur sering main ke Gn. Merapi saat kuliah, jadi saya sudah terbiasa baik fisik maupun mental dengan jalur pasir batu yang sangat menyiksa ini. Saya sampai di puncak rinjani dalam waktu 3.5 jam, setengah jam lebih cepat dari target. Saya istirahat sekitar 15 menit, makan energi bar, minum, dan selfie selfie (bawa tongsis, wkwkkw). Kondisi masih fit.
Bonus Sunrise di jalur summit |
Mulai emosi sama jalurnya. (Hak foto by RunGrapher) |
KM 18.2 (Puncak Rinjani, W3) - KM 22.9 (Plawangan Sembalun, W2)
Target waktu 45 menit. Saya turun secepat mungkin, berlari saat jalur memungkinkan dan berjalan cepat jika berbahaya karna terlalu banyak batu. Satu Trekking pole saya sampai bengkok saat saya terjatuh (memang trekking pole 75rb sih). Saya sampai di Plawangan sembalun sekitar 1 jam, lebih lambat dari target. Saya pun mengurungkan niat untuk makan pop mie di WS sembalun, mengisi air dan coca cola, melipat jaket, dan langsung melanjutkan perjalanan. Lutut saya mulai terasa sakit.
Sampe nyungsep nyungsep. (Hak foto by RunGrapher) |
KM 22.9 (Plawangan Sembalun, W2) - KM 28.9 (Pos 1, W4)
Target waktu 1.5 jam. Awalnya saya confident untuk bisa berlari cepat saat turun, karna sepengalaman saya naik gunung, saya hampir tidak pernah mengalami kesulitan dan selalu bisa ngebut saat turun (kecuali turun dari batas vegetasi Gn. Merapi jalur kinahrejo). Namun ternyata lutut saya sudah mulai nyeri, mungkin karna terlalu dipaksakan saat turun dari puncak dan teknik downhill yang kurang baik, ditambah sepatu saya yang licin (saya menggunakan road running shoes karna tidak punya trail running shoes). Saya hanya bisa berjalan cepat. Sampai di Pos 1 sekitar 2 jam. Mengisi air, lalu lanjut lagi. Lutut semakin nyeri.Muka mulai ndak nyantai. (Hak foto by RunGrapher) |
KM 28.9 (Pos 1, W4) - KM 36 (Sembalun, Finish line)
Target waktu 1 jam. Lutut saya semakin nyeri, semakin tersiksa saat turunan, rasanya sepengalaman saya di gunung, ini pertama kali nya saya merasa tersiksa dengan turunan dibandingkan tanjakan. Perut saya pun mulai tegang, dimana membuat saya tidak bisa menarik nafas panjang, saya tau, inilah resiko dari memaksakan tubuh saya, resiko dari kurang nya latihan, kaki dan badan saya belum pernah merasakan 36 km dalam semalam, dengan tanjakan dan turunan sadis rinjani. Saya hanya bisa berjalan disisa-sisa Km ini, dengan kondisi lutut dan perut yang sudah sangat sakit. Awalnya saya ingin memaksakan lari disisa-sisa Km ini, namun saya melihat jam, dan masih mungkin untuk saya finish dalam waktu under COT walau dengan berjalan, saya tidak ingin mengambil resiko kaki atau perut keram dan malah tidak bisa melanjutkan race ke finish line yang hanya tinggal sedikit ini. Beberapa ratus meter sebelum finish line, sudah terlihat race sentral, saya pun kembali semangat untuk memaksakan berlari kecil untuk masuk ke finish line. Saya sampai di sembalun sekitar 2 jam, 1 jam lebih lama dari target. Saya pun finish dengan waktu 13 jam 56 menit. Menyisakan waktu 1 jam 04 menit dari cut off time. Alhamdulillah, Allah memberikan saya kekuatan untuk menjadi finisher kategori 36 km.
Finish line, abaikan muka penyoknya. (Hak foto by RunGrapher) |
Finisher Medal 36 KM |
Melelahkan, menyakitkan, tapi saya merasakan kepuasan lain saat melewati finish line, kepuasan yang sulit untuk dijelaskan, namun membahagiakan.
Semoga ini menjadi awal yang baik untuk bisa ikut race dengan jarak yang lebih jauh dan motivasi untuk menjadi lebih kuat.
Lalu, saya pun berangan-angan untuk bisa menjadi finisher ultra trail 100 km suatu saat nanti, dimana Anet sudah menunggu di finish line untuk memberikan pelukan hangat. Ya, hopefully one day.
Ditulis di Malaysia, 23-May-2018,
Untuk pengalaman di Rinjani 100 race event, Gunung Rinjani, 4-6 May 2018
Bonus: Rinjani 100 tahun 2018 short video. (Source: https://rinjani100.com/)