Bahagia itu sederhana.. terhambur begitu saja di Gunung, Pantai, dan Senja..

Saturday, September 17, 2011

24 Tahun SISPALA Smansa Pontianak

Selamat bertambah tua SISPALA SMANSA dan SMAN 1 Pontianak..


14 September 1987, 24 tahun yang lalu, Sebuah organisasi pecinta alam tertua di Kalimantan Barat lahir, SISPALA SMANSA PONTIANAK.


Banyak cerita indah mengiringi perjalanan nya.. Banyak orang hebat di dalamnya..
Banyak yang berkembang karena nya, ada yg menjadi lebih baik, bahkan ada pula yg menjadi kurang baik..
Ada yang menyesal menjadi bagian dari SISPALA, tapi tidak sedikit yang bangga menjadi seorang anggota SISPALA..


"Dengan ikut sispala, aku gak janjikan ke kalian, kalian bakalan jadi orang yg lebih baik, tapi kalian akan jadi orang yg berbeda"
Itu sekutip perkataan dari seorang sahabat saya (@zaldyfitraapri), yah.. Kami tidak melabel kami lebih baik, tapi kami jelas berbeda..
Alam bukanlah hal yang dimengerti semua orang, namun bisa dinikmati semua orang, walaupun yang menikmati seringkali tidak peduli..
Walaupun yang peduli tidak selalu memberikan yang berarti.. Tapi harapan tentang Sispala yang selalu peduli tak akan pernah mati
Dan Sispala yang selalu memberikan yang berarti.. Adalah harapan kami, adalah harapan kita, adalah harapan banyak jiwa..
Sebab Tuhan sering berbisik lewat alam, sebab Tuhan sering bicara lewat diam..


Sekian tentang HUT SISPALA SMANSA PONTIANAK yang ke-24.. Smoga menumbuhkan sesuatu yang belum tumbuh, dan memupuk yang telah tumbuh :)
Salam seharum seribu bunga.. Sehangat Mentari.. Selembut embun pagi..

Tuesday, September 13, 2011

Sajak Kepada Pejuang Malam

Semilir angin di pinggiran jalan,
pejuang malam masih melangkahkan kaki dengan punggungnya yang usang..

Menantang hidup dengan mata sendu,
Pun penuh tanya yang membeku,

"Ah! Apalah arti mimpi,
Jika tidurpun di pinggir kali..
Jika matipun berteman sepi.."

"Aku hidup di telaga mati,
Aku hidup di lautan perih,
Yang Angin pun enggan membelai,
Yang Ombak pun enggan berdamai.."

Malam semakin larut,
Sang jiwa mulai takut,
Tetesan embun kadang menyejukkan,
Kadang berbisik tentang kepedihan..

Mimpi datang membesuk,
Sang jiwa mulai kalut,
Harapan membuatnya hidup,
Tapi kenyataan..
Selalu menyisakan tanya..

"Adakah tersisa cahaya nirwana?
Atau setetes air surga,
Untuk aku.. Untuk mereka..
Yang selalu penuh tanya.."

Tulisan ini..
dari "aku" untuk "mereka",
dan dari "mereka" untuk "aku"..


Nb : sebuah tulisan sederhana yang mencoba menggambarkan perasaan gelandangan dan anak jalanan ibukota


September 2011,
Di Ruang Tengah Rumah